KOLAGOGA DAN PROTEKTOR HATI
KOLAGOGA
Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi disaluran atau kandung empedu. Penyebabnya adalah akibat jumlah kolesterol yang disekresikan ke dalam empedu lebih besar daripada jumlah asam empedu,sehingga kolesterol mengendap dan kristal kolesterol tersebut membentuk kompleks batu empedu kolesterol. Akibatnya tubuh akan mengalami gangguan sekresi garam empedu,sekresi kolesterol yang berlebihan atau campuran kedunnya.
Terapi dengan obat cocok bagi pasien :
- Yang gejalanya ringan
- Fungsi kandung empedu tidak terganggu
- Ukuran batu empedu kecil sampai sedang
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunkan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu.
Pengobatan
Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam kenodeoksikolat atau kenodiol dan asam ursodeoksikolat atau ursodiol. Keduanya efektif melarutkan batu kolesterol melalui pencegahan garam empedu menjadi kolesterol. Tetapi pemakainya dibatasi karena memiliki efek samping diare. Sedangkan ursodiol karena harganya mahal, jarang direkomendasikan karena angk kekambuhan tinggi dan pemakaiannya minimal 2 tahun sampai seumur hidup.
Obat lain adalah metil terbutil eter, dapat melarutka batu kolesterol alam kandung empedu dan saluran empedu.
Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet kolesterol dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan sesudah batunya melarut. Pencegahan jamgka panjang mungkin diperlukan setelah batu empedunya melarut atau dibuang, karena dapat terjadi kembali pada sebagian psien sesudah pengobatan dihentikan.
Obat
1. Asam kenodeoksikolat
2. Asam ursodeoksikolat
PROTEKTOR HATI (HEPATOPROTEKTOR)
Pengeretian
Hati merupakan organ yang paling besar yang terdapat dalam tubuh kita. Bobotnya kurang lebih 1,5 kg. Fungsinya mendetoksifikasi senyawa-senyawa racun serta melakukan biotransformasi senyawa obat agar lebih mudah dikeluarkan dari tubuh. Hati merupakan organ unik, karena sel nya tidak dapat memperbaruhi selnya bila mengalami kerusakan. Meskipun begitu, selama sebagian besar sel hati berada dalam keadaan baik maka dapat melakukan fungsinya secara utuh.
Untuk mengetahui adanya kerusakan hati, dilakukan serangkain pemeriksaan kandungan senyawa-senyawa dalam tubuh seperti kadar SGOT, SGPT atau pemeriksaan imunokimia apabila ada dugaan infeksi hati yang disebabkan oleh virus.
SGPT atau Serum Glutamic Piruvic Transaminase yaitu AST atau Aspartat Transaminase, sementara SGOT atau Serum Gllutamic Oxaloacetic Transaminase yaitu ALT atau Alanin Transaminase. Keduanya merupakan enzim intrseluler yang dalam keadaan normal berada didalam sel.
Bila terjadi serangan pada sel hati oleh senyawa obat yang toksik, mikroorganisme, dan lain-lain, maka akan terjadi perubahan permeabilitas pada membran sel sehingga enzim-enzim yang seharusnya berada di dalam sel, keluar dari sel dan berada dalam darah. Kadar SGOT normlal berkisar antara 5-40 unit/L serum sementara kadar SGPT normal berkisar antara 7-56 unit/L serum
SGOT tidak hanya berada di hati, tetapi juga terdapat dalam organ lainnya seperrti jantung,otot, ginjal dan otak. Sehingga bila terjadi kenaikan kadar, belum tentu menunjukkan seseorang mengalami kerusakan hati, karena kemungkinan lain jantung, ginjal atau otot yang mengalami keerusakan. Sementara SGPT hanya berada di hati, sehingga pemeriksaan ini lebih valid untuk merujuk kerusakan pada hati.
Obat-obatan yang dapat memicu kerusakan hati diantaranya yaitu paracetamol dalam dosis tinggi, isoniazid, obat-obatn AINS, kortikosteroid terutama glukokortikoid. Produk alami aflatoxin yang berasal dari racun jamur yang terdapat dalam kacang, serta toksin industri seperrti arsen, karbon tetra-klorida.
Protektor hati atau Hepatoprotektor
Adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati, racun,obat, dan lain-lain, bertujuan menurunkan kadar SGPT dan SGOT secara signifikan. Beerkurangnya kadar kedua parameter tersebut menandakan bahwa sel yang mengalami kerusakan tidak bertambah, karena semakin banyak sel yang mengalami kerusakan maka kadar SGPT akan terdeteksi makin tinggi.
Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin.
a. Methionin memiliki peranan penting dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang disebabkan oleh hepatotoksin.
b. Choline adalah suatu zat yang dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan keracunan.
Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pda penderita penyakit hati yang berat karena dosis besar dapat memperparah keadaan.
Hepatoprotektor alami adalah turmeric yang merupakan zat aktif dalam rimpang kunyit dan temulawak (Curcuma xanthorrhizae) dari familia Zingibereceae. Selain tumeric, ada juga senyawa kimia curcuminoid, demethoxycurcumin dan bisdemethoxycurcumin yang berperan sebagai detoksikasi dan antioksidan dengan cara meningkatkan aktivitas enzim Glutathion S-transferase (GST) serta kelompok enzim Glutathion lain (GS-x) dalam hati. Curcumin juga mampu melindungi eritrosit dan haemoglobin dari oksidasi yang disebabkan oleh senyawa nitrit. Curcumin dapat meningkatkan sintesa protein hepatoglobin dan hemopexin yang teredapat dalam hati sehingga timbal yang berikatan dengan hemoglobin dapat di destruksi dan dinetralisasi dihati.
Obat
1. Methionin dan vitamin
2. Curcuma + multivitamin
3. Asam-asam amino
0 Response to "KOLAGOGA DAN PROTEKTOR HATI"
Post a Comment