HIV DAN ANTI-AIDS
Dewasa ini perkembangan penyebaran virus HIV AIDS luar biasa cepat, tidak hanya menyerang orang dewasa dan golongan tertentu, namun bisa juga terjadi pada siapa saja tanpa melihat jenis kelamin atau golongan. Perkembangan virus terjadi melalui pemakaian jarum suntik narkoba atau obat teerlarang, hubungan seksual tanpa perlindungan /kodom dan transfusi darah yang tercemar virus HIV AIDS.
Acquired Immune Deficiency Syndrom atau AIDS dapat diartikan sebagai sindrom (kumpulan gejala ) penyakit yang disebabkan oleh rusak atau menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV. (Human Immunodeficieny Virus)
Sistem kekebalan penderita yang melemah sangat mudah terkena serangan penyakit yang ringan sekali pun. Hingga kini belum ditemukan obat yang dapat melawan secara efektif. Jenis obat yang ada saat ini hanya untuk menahan laju HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita dan belum mampu mematikan secara total virus ini. Diantaranya yaitu AZT,DDI,DDC.
Cara Kerja Virus HIV
Human Immunodeficiency Virus termasuk golongan retro virus. Retro virus adalah virus yang dapat berkembang biak dalam darah manusia dan memiliki kemampuan mengcopy cetak biru materi genetik (DNA-RNA) mereka di dalam materi genetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel darah putih (khususnya limfosit atau sel T-4 atau sel CD-4). Virus HIV sangat kecil ukurannya, lebih kecil daripada seperseribu penampang sehelai rambut. Virus ini bentuknya seperti binatang bulu babi (yaitu binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam.
Bagaimana tepatnya proses HIV melemahkan sistem kekebalan (imuniitas) masih diselidiki. Menurut teori yang paling banyak diterima, HIV langsung menyerang sel darah putih. Enzim yang ada pada tonjolan bagian luar HIV menempel dan merusak dinding sel darah putih. Dan akhirnya virus tersebut masuk ke dalamnya. RNA (Ribo Nukleid Acid) virus akan menempel pada DNA (Deoksiribosa Nukleid Acid) sel darah putih, lalu sel darah putih akan pecah, dan virusnya pun akan memecah diri lalu mencari sel darah putih lainnya.
Infeksi virus HIV beersifat permanen karena sulit sekali dimusnahkan seluruhnya, dapat bersembunyi dijaringan tubuh tanpa terdeteksi dan tanp gejala selama bertahun tahun bahkan seumur hidup. Sewaktu sistem imun melemah virus mendadak menjadi aktif lagi. Selain itu HIV mampu bermutasi berulang kali secara spontan dengan membentuk varian yang lebih ganas.
Serangan virus HIV lambat laun mengakibatkan jumlah sel darah putih yang sehat semakin berkurang dan akhirnya sistem kekebalan menjadi lumpuh. Orang yang sel darah putihnya sudah teerinfeksi HIV, dapat dipastikan ang bersangkutan sudah memiliki antibodi spesifik terhadap HIV dan dia sudah digolongkan mengidap HIV.
Fase Klinik HIV
Gejala AIDS dapat dilihat pada seseorang yang tertular HIV sesudah masa inkubasi. Masa inkubasi adalah satu perioide waktu antara masuknya virus HIV kedalam darah (awal infeksi) sampai dengan timbulnya gejala-gejala penyakit AIDS. Masa inkubasi berkisar 5 sampai 10 tahun seteelah infeksi.
Selama masa inkubasi jumlah HIV dalam darah terus bertambah sedangkan jumlah sel darah putih semakin berkurang. Kekebalan tubuhpun semakin rusak jika jumlah sel darah putih kian sedikit.
Klasifikasi infeksi HIV berdasarkan gambaran kklinik WHO 2006 :
Fase Pertama
Disebut masa jendela atau window periode yaitu tenggang waktu pertama setelah HIV masuk ke dalam aliran darah. Berlangsung hingga 6 bulan. Pada tahap ini tes HIV menunjukkan hasil negatif, karena tes yang mendeteksi antibodi HIV belum dapat menemukannya. Biasa disebut negatif palsu karena orang-orang yang bersangkutan sebenarnya sudah terinfeksi. Pada kondisi ini penderita sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Fase Kedua
Suatu keadaan yang menunjukkan gejala ringan walaupun sudah teerinfeksi HIV. Kondisi ini dapat berlangsung 5-10 tahun tergantung sistem kekebalan tubuh penderita. Pada tahap ini penderita bisa menularkan kepada orang lain. Terjadi penurunan berat badan tnpa sebab (<10%), infeksi saluran pernafasan atas berulang, herepes zoster, infeksi sudut bibir/mulut, infeksi jmur dan kuku.
Fase Ketiga
Gejala-gejalanya antara lain :
- Demam menetap, kandididasis oral menetap
- Penurunan berat badan >10% tanpa sebab
- Tuberculosis pulmonal, meningitis
- Infeksi bakteri berat (pneumonia, abses pada otot skelet, infeksi sendi/tulang)
- Diare kronik tanpa sebab >1 bulan
- Trombostopenia kronik.
Fase keempat
Disebut masa AIDS. Ditandai dengan jumlah sel darah putih (limfosit/sel T-4) kurang dari 200/mikroliter. Penderita menjadi kurus dengan gejala penyakit yang makin parah, pneumonia bakteri berulang, infeksi herpes simplek kronik, kandidiasis pada saluran pernafasan, TBC ektrapulmonal dan tumor-tumor ganas, yang akhirnya mengakibatkan kematiannya.
Penularan HIV
Kondisi yang diperlukan untuk terjadi penularan virus HIV harus masuk ke aliran darah. HIV sangat rapuh dan cepat mati di luar tubuh. Virus ini juga sensitif terhadap panas dan tidak tahan hidup pada suhu diatas 60o C. Penularan teerjadi pada konsentrasi HIV yang cukup tinggi, dibawah konsentrasi tertentu, tubuh manusia cukup kebal HIV sehingga tidak terjadi infeks.
HIV ada dihampir semua cairan tubuh manusia seperti keringat, air ludah, air mata, darah, cairan sperma, cairan vagina. HIV daam air ludah, air mata dan keringat konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk dapat menularkan HIV. Cairan yang dapat menularkan hanyalah darah, cairan sperma dan cairan vagina yang mengandung HIV.
Penularan dapat terjadi jika salah satu dari ketiga cairan tersebut masuk ke dalam aliran darah seseorang, yaitu melalui :
1. Cara Seksual
Hubungan seksual (homoseksual atau heteroseksual) yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV.
2. Cara parenteral
- Tranfusi darah yang tercemar HIV
- Menggunakan jarum suntik,tindik, tato atau alat lain yang dapat menimbulkan luka yang telah tercemar HIV secara bersama-sama dan tidak disterilkan.
3. Cara perinatal
Dari ibu hamil ang terinfeksi HIV kepada anak yang dikandungnya.
Menmgurangi resiko Penularan
Cara mengurangi resiko penularan infeksi HIV adalah menjaga agar jangan sampai cairan tubuh yang sudah tercemar HIV masuk ke dalam tubuh. Cara- cara tersebut adalah antara lain :
1. Bagi yang baelum aktif melakukan kegiatan seksual (belum menikah): tidak melakukan hubungan sek sama sekali.
2. Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual (sudah menikah):
- Hubungan dengan mitra tunggal/pasangannya
- Menggunakan alat kontrasepsi (misal kondom)
- Jika memilki penyakit menular Seksual (PMS), segera diobati.
3. Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV
4. Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan
- Jarum suntik
- Tindik
- Pisau cukur
- Tattto, dll
5. Ibu pengidap HIV agar mempertimbnagkan kembali jika ingin hamil
Pengobatan
Saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat melawan virus HIV secara efektif. Beberapa obat mulai dikembangkan, cukup membantu meskipun tidak dapat mengatasi secara total. Farmakoterapi diberikan masih sebatas membantu memperlambat rusaknya daya tahan tubuh seseorang dan memperlambat virus.
Penggolongan
Obat aniretrovirial digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh. Dalam suatu sel yang terinfeks, HIV mereplikasi diri, kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh (immunodefisiency). Obat-obatan antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yang berarti memperlambat penyebaran virus dalam tubuh. Dengan mengganggu proses replikasi dengan berbagaia cara. Obat-obatan untuk mengobati infeksi HIV hanya dapat membantu jika dikonsumsi secara konsisten dan seumur hidup.
Berrdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat HIV dan antiAIDS dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Menghambat nukleosidae reverse transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah proses pengembangbiakan materi genetik virus tersebut, misalnya tenofovir (TDF), nevirafir, zidovudin dan stavudin.
b. Menghambat non nukleoside reverse transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi HIV dengan megikat enzim reverse transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi, misalnya: nevirapine (NVP)
c. Menghambat protease
Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikase HIV untuk membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, kemudian menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah pemecahan protein da karenanya memperlambat produksi partikel virus baru. Misalnya : indinavir, ritonavir,saquinavir.
Semua obat-obatan bertujuan untuk mencegah reproduksi virus sehingga memperlambat progresivitas penyakit. Tetapi HIV dapat mmbentuk kekebalan terhadap obat-obatan tersebut bila digunakan secara tunggal. Pengobatan yang paling efektif adalah kombinasi antara 2 obat atau lebih. Kombinasi obat diharapkan bisa memperlambat timbuknya AIDS pada penderita HIV positif dan memperpanjang harapan hidup. Penderita dengan kadar virus yang tinggi dalam darah harus segera diobati, meskipun kadar limfositnya masih tinggi dan penderita tidak menunjukkan gejala apapun.
Ketiga protease inhibitor menyebabkan efek samping mual dan muntah, diare dan gangguan perut. Indinavir menyebabkan kenaikan ringan kadar enzim hati, bersifat reversible dan tidak menimbulkan gejala, juga menyebabkan nyeri punggung hebat yang serupa dengan nyeri yang ditimbulkan batu ginjal (kolik renalis). Ritonavir menyebabkan perubahan metabolisme tubuh seperti peningkatan kadar gula darah dan kadar lemak serta perubahan distribusi lemak tubuh.
Penderita dengan kadar limfosit kurang dari 200 sel/ml darah perlu mendapat obat-obat untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik (infeksi yang menyerang manusia dengan kekebalan tubuh yang buruk), misalnya trimetropin dan sulfametoksazol untuk mencegah pneumonia dan infeksi toksoplasma ke otak. Penderita dengn herpes sempleks berulang memerlukan pengobatan asiklovir jangka panjang.
OBAT
zidovudin (generik)-- Retrovir (Nama Dagang) kapsul 100 mg
Didanosin (generik)--Videx (Nama dagang) tablet 500mg,100mg
Nevirapin (generik)--Viramune (nama dagang) tablet 200mg
Stavudin (generik) --Zerit (Nama dagang) kapsul 30mg,40mg
Ritonavir (generik)---Norvir (Nama dagang) kapsul 100mg
0 Response to "HIV DAN ANTI-AIDS"
Post a Comment